anak · keluarga · saya

Anakku tambah besar dan tambah pintar

Dua hari lagi, Sabrina berumur 1 tahun. Setahun pula kami bersama-sama.

“My little angel..”  Saya menyebutnya begitu.

Alhamdulillah, kami diberi anak yang lucu, sehat, dan aktif. Saya mengakui tidak mudah membesarkan anak, apalagi yang sedang aktif-aktifnya melakukan eksplorasi seperti Sabrina. Menurut saya, cukup wajar jika kadang kala muncul rasa kesal, jengkel, dan marah. Walaupun menjadi tidak wajar jika kita sampai melakukan kekerasan fisik dan psikologis pada anak. Jadi, pada akhirnya saya harus banyak belajar sabar dalam menghadapi anak.

Saya mengakui bahwa Sabrina menjadi tempat ujian kesabaran selama setahun ini. Pada usia setahun, anak memang belum paham dengan hal yang ia lakukan. Anak belum paham benar atau salah. Orang tua menjadi model dimana mereka belajar tentang benar dan salah. Orang tua menjadi tempat belajar pertama seorang anak. Jadi, orang tua berperan besar pada baik atau buruknya perilaku seorang anak.

“Jika melihat perilaku seorang anak yang kurang baik, jangan langsung menyalahkan pada anak, tapi lihatlah perilaku orang tuanya. Anak biasanya melihat dan meniru perilaku orang tuanya.”

Kembali pada Sabrina, anak saya sudah semakin besar dan pintar. Baju-bajunya sudah banyak yang kekecilan. Ia sudah mulai belajar makan nasi dan lauk-pauk tanpa perlu diblender. Giginya sudah ada 6. Ia sudah bisa duduk, merangkak, berdiri dan belajar jalan. Sabrina semakin pintar, terlihat dari sudah bisa membuka tutup vitamin, membuka pintu mobil, membuka botol body lotion, dan lain-lain. Hal ini membuat kami semakin waspada dengan barang-barang yang ada di sekelilingnya. Kami harus membuat lingkungan yang aman bagi anak. Sabrina juga semakin ceriwis dan lebih sering teriak-teriak dimana saja asal sudah nyaman di lingkungan tersebut. Alhamdulillah, anak kami sehat dan aktif.

Walaupun sering membuat kesal karena membuat rumah seperti kapal pecah, saya yakin ini proses yang perlu dijalani. Semua ibu pasti sering dan pernah melalui fase ini. Benar kan?

“Kalo ga kotor, ya.. ga belajar. Kalo ga berantakan, ya.. ga belajar.”

Kekesalan saya pun seringkali lumer, ketika Sabrina tersenyum setelah mengacak-acak barang di rumah. Iya, hanya dengan senyuman dan melihat wajah lucunya, saya bisa kembali senang dan tertawa. It’s my little girl..

Satu hal lagi yang saya pelajari tentang anak saya. Pada usia ini mulai terlihat sifat-sifat Sabrina. Jika ada barang atau hal yang ia inginkan, ia pasti berusaha mendapatkannya. Keukeuh kalo kata orang Sunda. Sabrina juga tidak terlihat pemalu. Ia cenderung ramah dan suka tersenyum. Satu lagi, Sabrina juga terlihat banyak bicara atau ceriwis, sulit untuk membuatnya diam. Setelah melihat kami berdua, sifat-sifat itu adalah sifat gabungan dari kami sebagai orang tuanya.

Pada usianya yang setahun ini, saya bersyukur mendapatkan anak seperti Sabrina.  Sabrina sehat dan aktif. Kalau kata suami, anak ini terlihat cerdas dan pintar. Saya hanya bisa mengamini. Saya hanya berharap Sabrina tumbuh menjadi anak yang sholehah dan selalu ingat untuk mendoakan kedua orang tuanya. Sabrina bisa menjadi anak yang ramah, supel dan disayangi banyak orang. Sabrina juga bisa tumbuh sehat hingga dewasa nantinya. Aamiin…

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.